Iklim Mikro dan Pengurangan Efek Perubahan Iklim

Iklim Mikro dan Pengurangan Efek Perubahan Iklim

Green Info

17 Desember 2024

Trialeogita

Banner

Akhir-akhir ini fenomena yang terjadi akibat perubahan iklim semakin nyata kita rasakan. Jika beberapa bulan belakangan kita sempat berhadapan dengan kemarau berkepanjangan, saat ini kita sudah memasuki musim dengan curah hujan yang cukup tinggi. Banjir di beberapa daerah di Indonesia pun tidak terelakan terjadi. Selain perubahan cuaca yang ekstrim, apakah pembaca juga merasa semakin kegerahan pada siang hari terutama saat beraktivitas di luar ruangan? Jika kita melihat data dari BMKG, suhu udara rata-rata bulan Oktober 2024 berdasarkan analisis dari 110 stasiun pengamatan adalah sebesar 27.78 °C sedangkan normal suhu udara klimatologis untuk bulan Oktober 2024 periode 1991-2020 di Indonesia adalah sebesar 26.96 °C. Dari data ini kita bisa mengetahui bahwa kenaikan suhu yang kita rasakan betul merupakan efek dari peningkatan suhu udara rata-rata bumi, khususnya di Indonesia.

Upaya pencegahan peningkatan suhu bumi secara global tentu sangat penting untuk dilakukan tapi, tahukah pembaca bahwa kita bisa mengurangi efek dari kenaikan suhu permukaan yang kita rasakan dengan mengondisikan iklim mikro lingkungan sekitar tempat kita beraktivitas? Pembahasan mengenai iklim yang sering kita bicarakan secara umum adalah iklim makro yang mencakup wilayah negara maupun benua dan berhubungan dengan atmosfer. Sedangkan iklim mikro merupakan kondisi iklim di area dan skala yang relatif lebih kecil dengan jangkauan beberapa meter di atas permukaan Bumi dan berpengaruh secara langsung terhadap kondisi komponen-komponen lingkungan seperti tanaman, binatang, manusia, bangunan, dan benda fisik lainnya. Singkatnya, iklim mikro merupakan kondisi iklim lingkungan yang paling dekat dengan kita dan kita rasakan sehari-hari. Iklim mikro suatu wilayah ditentukan oleh topografi, kelembapan, suhu, angin dan turbulensi udara, vegetasi, tanah, serta penguapan yang terjadi di wilayah tersebut. Selain dipengaruhi oleh aspek-aspek yang telah disebutkan, iklim mikro juga mampu memengaruhi cuaca pada sebuah wilayah. Contohnya di bagian Timur kota B mengalami hujan sedangkan di bagian Barat tidak turun hujan sama sekali. Meskipun berada di kota yang sama, bagian Timur dan Barat bisa jadi memiliki kondisi topografi, vegetasi, dan kondisi tanah yang berbeda sehingga mengalami iklim mikro yang berbeda.

Iklim mikro oleh para ahli sering dikaitkan dengan kemampuan tanah untuk menyerap dan mempertahankan kelembapan. Hal ini tidak lepas dari fungsi vegetasi dimana tanaman dapat mengendalikan aliran uap air ke udara melalui transpirasi. Selain itu, vegetasi dapat mengisolasi tanah di bawahnya dan mempertahankan kestabilan suhu. Tentu saja tanah yang dimaksud adalah tanah yang tidak mengalami perkerasan maupun pembangunan di atasnya atau dengan kata lain tanah yang berada pada ruang terbuka hijau. Di kota-kota besar, tingkat kenaikan jumlah penduduk sangat memengaruhi kondisi iklim mikro. Semakin banyak jumlah penduduk, maka konsumsi energi dan tingkat pembangunan akan meningkat sehingga menyebabkan tingkat emisi panas dari penggunaan energi naik dan berkurangnya vegetasi maupun lahan terbuka hijau.

Kita mungkin belum cukup familiar dengan iklim mikro, padahal kondisi iklim mikro tempat kita beraktivitas sehari-hari bisa memengaruhi kesehatan fisik dan mental. Hal ini berhubungan erat dengan tingkat kenyamanan yang kembali lagi dipengaruhi faktor suhu, kelembapan, tingkat pencahayaan baik itu pencahayaan alami dari matahari maupun pencahayaan buatan, kadar oksigen, serta tingkat kebersihan udara yang kita hirup. Tentu kita tahu bahwa udara segar merupakan salah satu elemen kunci untuk kesehatan karena oksigen berperan penting dalam proses fisiologis manusia. Hal ini mungkin menjadi salah satu alasan mengapa di gedung-gedung tinggi di wilayah perkotaan Singapura terdapat banyak garden rooftop yang dapat diakses sebagai ruang terbuka hijau untuk memenuhi kebutuhan udara segar. Mereka pasti paham betul akan keterbatasan lahan yang mereka miliki dan mereka bertanggung jawab untuk merawat kesejahteraan dan kesehatan penghuni bangunan maupun masyarakat umum.

Terdapat beberapa hal sederhana yang bisa dilakukan untuk mengondisikan iklim mikro. Menanam pohon misalnya, dapat memberikan keteduhan dan mengurangi suhu di lingkungan sekitarnya. Pembaca pasti setuju bahwa berteduh di bawah pohon ketika cuaca panas dapat memberikan kesejukan. Hal ini sungguh wajar tetapi kadang tidak kita sadari. Naungan dari tanaman yang tinggi dan memiliki luasan tajuk yang besar dapat memberikan keteduhan dan perlindungan dari udara panas dan panas yang berasal dari matahari. Bagaimana kalau setelah ini pembaca perhatikan kondisi vegetasi di lingkungan sekitar. Hawa panas yang kita rasakan bisa jadi karena lingkungan sekitar kita kekurangan tanaman hijau dan memiliki tingkat vegetasi yang rendah. Selain faktor keteduhan, memperbanyak vegetasi juga dapat meningkatkan kadar kelembapan dan menjaga suhu udara lingkungan sekitarnya. Ini seperti memasang lapisan di bawah atmosfer untuk mengamankan suhu yang kita rasakan ketimbang suhu udara yang ada. Adanya fitur air seperti kolam atau air mancur juga bisa menurunkan suhu lingkungan karena air memiliki kemampuan untuk menangkap panas. Pada perkerasan jalan, kita bisa menggunakan paving block yang berongga sehingga memiliki kemampuan menyerap air lebih baik ketimbang semen atau aspal.

Meskipun sulit bagi kita individu untuk mencegah perubahan iklim makro berskala global karena pemegang kunci utamanya adalah pemangku kebijakan seperti pemerintah, pemilik industri dan perusahaan besar, ternyata kita bisa membuat perubahan kecil di lingkungan sekitar dengan menjaga iklim mikro. Maka dari itu, mari menanam pohon, tumbuhan, atau tanaman apapun sebagai usaha untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan demi menjaga kesehatan diri kita pribadi dan bumi kita!

Follow Kita di Google NewsGoogle News
Flag

Bagikan Artikel Ini