Green Info
11 September 2025
Fitria Budiyanti

Ketika berbicara tentang kebersihan kota, seringkali yang kita lihat hanyalah jalanan yang rapi, taman yang indah, dan lingkungan yang nyaman. Namun, dibalik semua itu ada sosok-sosok penting yang kerap terabaikan yakni, Petugas Persampahan. Mereka adalah garda terdepan yang setiap hari berhadapan dengan limbah kita, namun kerja kerasnya jarang mendapat sorotan.
Menurut Green Jobs Report yang dirilis Organisasi Buruh Internasional (ILO) pada tahun 2013, sekitar 20 juta orang di seluruh dunia mencari nafkah dari aktivitas pengelolaan dan daur ulang sampah. Di Indonesia sendiri, data dari Ikatan Pemulung Indonesia mencatat setidaknya ada 3,7 juta orang yang menggantungkan hidupnya pada sampah plastik dan material daur ulang lainnya. Angka ini menunjukkan betapa besar peran sektor persampahan dalam menopang ekonomi rakyat kecil.
Meski menjadi tulang punggung dalam pengelolaan limbah, para pekerja sampah kerap menghadapi risiko kesehatan yang serius. Menurut The International Journal of Occupational Safety and Health, pekerja di tempat pembuangan akhir (TPA) sangat rentan terhadap berbagai penyakit akibat pajanan limbah.
Selain itu, ancaman cedera fisik dan kecelakaan kerja juga menjadi kenyataan sehari-hari. Terpapar benda tajam, alat berat, maupun kondisi lingkungan yang berbahaya bisa mengancam keselamatan jiwa para pekerja.

Menyikapi kondisi tersebut, World Health Organization (WHO) merilis panduan The Health and Safety Practices for Health Care Personnel and Waste Workers yang menekankan pentingnya perlindungan bagi petugas persampahan. Beberapa poin utama dari rekomendasi WHO meliputi:
Petugas perlu mendapat pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), termasuk pemahaman risiko dari sampah organik maupun non-organik, serta cara penggunaan APD dengan benar.
APD wajib digunakan sesuai jenis sampah yang ditangani. Perlengkapan seperti sarung tangan, masker, pakaian pelindung, dan sepatu bot menjadi standar minimum yang harus tersedia dan nyaman dipakai.
Perlu ada sistem yang jelas untuk menangani cedera maupun pajanan berbahaya. Ini mencakup pelaporan insiden serta akses cepat ke layanan medis.
Menyediakan fasilitas cuci tangan, air bersih, dan sanitasi yang memadai adalah langkah penting agar pekerja dapat menjaga kebersihan diri setelah bekerja.
Pemberian imunisasi tetanus dan hepatitis B dianjurkan untuk meningkatkan perlindungan kesehatan jangka panjang.
Meski rekomendasi tersebut penting, dukungan dari masyarakat juga tak kalah krusial. Ada berbagai langkah sederhana yang bisa kita lakukan untuk meringankan beban petugas persampahan, antara lain:
Menghargai jasa petugas sampah bukan hanya soal ucapan terima kasih, melainkan juga tentang bagaimana kita bisa membantu meringankan pekerjaan mereka melalui kebiasaan baik dalam mengelola sampah. Dengan berkontribusi, sekecil apapun, kita turut menjaga lingkungan tetap lestari sekaligus memastikan para petugas persampahan bekerja dalam kondisi yang lebih aman.
Yuk, mulai dari rumah kita sendiri dengan pilah sampah, kurangi produksi limbah, dan dukung kerja keras para petugas persampahan. Karena ketika mereka terlindungi, lingkungan kita pun ikut terjaga.
