Green Info
16 Mei 2023
Aviaska Wienda Saraswati

Viral video lumba-lumba mati diatas tumpukan sampah plastik di pesisir pantai. Masalah sampah laut di Indonesia masih jadi polemik. Kurangi penggunaan plastik sekali pakai jadi solusi.
Generasi Hijau, belakangan tengah viral beredar video yang menunjukkan seekor lumba-lumba mati di atas tumpukan sampah. Video menunjukkan bahwa sampah plastik masih jadi ancaman keberlangsungan hidup biota laut. Cari tahu tentang fenomena ini selengkapnya di bawah!

Mirisnya Lumba-lumba Air Tawar Mati Di Tumpukan Sampah Platik (Ikhwan Padhil / Instagram)
Sebuah video viral menayangkan rekaman seekor lumba-lumba mati di atas tumpukan sampah. Lumba-lumba air tawar tersebut diduga tergolong jenis irrawaddy dolphin atau yang lebih umum dikenal pesut. Kejadian tersebut terjadi di Pantai Boom Pendek, Toboali, Bangka Belitung. Video tersebut disebar oleh seorang warga bernama Ikhwan Padhil lewat Instagram.
Mirisnya, sampah-sampah yang berada di sekitar jasad lumba-lumba tersebut adalah sampah plastik. Botol plastik, kemasan plastik, dan kresek berserakan dimana-mana. Peristiwa ini sempat menjadi tontonan warga sekitar. Netizen yang menyaksikan video ini turut sedih dan mengungkapkan keprihatinannya lewat kolom komentar. Jasad lumba-lumba tersebut kemudian dievakuasi oleh pihak BKSDA setempat.

Burung Laut Mati Karena Makan Plastik (Chrisjordan.com)
Kematian satwa karena pencemaran sampah plastik bukan baru kali ini terjadi. Mereka sudah sering jadi korban akibat ulah manusia yang tidak bisa mengelola sampahnya dengan benar dan bertanggung jawab. Sejauh ini, biota laut jadi yang paling rentan terdampak. Hal ini terjadi karena laut jadi tempat berakhirnya sampah di darat yang dibuang langsung ke laut maupun hanyut lewat sungai.
Berdasarkan data dari Konferensi Laut PBB pada tahun 2017, tiap tahunnya sampah plastik telah membunuh 1 juta burung laut, 100 ribu mamalia laut, ikan, dan kura-kura. Ini bukan masalah sepele, jika dibiarkan, kepunahan besar-besaran biota laut sangat mungkin terjadi.
Kematian biota laut marak terjadi karena mereka mengkonsumsi sampah plastik. Kenapa mereka memakannya? Beberapa sampah plastik bentuknya menyerupai binatang laut, contohnya saja kantong plasting yang menyerupai ubur-ubur, makanan penyu dan berbagai biota laut lainnya. Bentuk yang serupa itu mengelabui biota laut sehingga tidak sengaja mengkonsumsi sampah.
Selain itu, beberapa juga mati karena terjerat sampah plastik. Biasanya, sampah plastik yang menjerat biota laut adalah jaring nelayan, botol, kresek dan berbagai jenis plastik lainnya. Jeratan plastik ini dapat mengubah bentuk tubuh, menyebabkan cacat, bahkan menghilangkan anggota tubuh mereka.

Sampah Plastik Mencemari Laut di Teluk Lampung (Ilustrasi / AFP)
Permasalahan sampah plastik yang mencemari laut sudah menjadi perhatian banyak pihak seperti peneliti, lembaga konservasi, pemerintah, dan masyarakat yang peduli akan keberlanjutan lingkungan. Maraknya pemberitaan tentang terbunuhnya biota laut karena sampah plastik semakin membuka fakta kelam pencemaran sampah.
Lantas, bagaimana kondisi sampah laut di Indonesia? Indonesia sendiri diperkirakan menyumbang 56.333 metrik kilogram sampah ke laut setiap tahunnya. Jika diurutkan, kita menempati posisi ke lima negara penyumbang sampah laut terbesar di dunia. Posisi pertama ditempati Filipina, selanjutnya diikuti oleh India, Malaysia, dan China (Lourens J.J. Meijer et al, 2021).
Dalam konferensi G20 di Bali sebelumnya, masalah ini juga sempat dibahas. Indonesia menghadapi masalah besarnya angka sampah plastik yang masuk ke laut, jumlahnya bisa sampai 60-80% dari semua jenis sampah yang masuk. Kebanyakan sampah yang masuk adalah kemasan minuman dalam bentuk botol dan gelas plastik.
Untuk menanggulangi masalah ini, pemerintah mengeluarkan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Sampah Laut yang terlampir di dalam Peraturan Presiden (Perpres) nomor 83 tahun 2018. Aksi akan diwujudkan dalam 5 program kerja yaitu:
Jika pemerintah telah menciptakan program tersebut sebagai solusi, apa yang bisa kita lakukan sebagai masyarakat? Selain mendukung program pemerintah, cara terbaik untuk mengurangi sampah plastik di laut adalah dengan membatasi penggunaan plastik sekali pakai. Ini penting dilakukan untuk mencegah potensi sampah. Biasakan selalu membawa air minum dengan botol yang bisa kamu gunakan berkali-kali. Jadi, kamu tidak perlu membeli minuman kemasan di luar. Ayo hidup minim sampah dengan konsumsi dan produksi yang berkelanjutan!
