Sampah Sungai Citarum Teratasi dengan Teknologi dan Edukasi

Kabar Aksi

9 Maret 2023

Flag
Banner

Seremonial Peresmian Kelanjutan Program Citarum Repair Tangani Sampah Sungai (Fairuz Mahdyah / Greeneration Foundation)

Program Citarum Repair menjalin kolaborasi multi-pihak untuk tuntaskan masalah pencemaran sampah di Sungai Citarum. Grand launching mengawali kelanjutan aksi di tahun 2023.

Sungai Citarum telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Jawa Barat sejak dahulu kala. Dalam perjalanannya mengaliri kehidupan, banyak sekali lika-liku yang terjadi. Salah satunya ancaman pencemaran sampah.

Greeneration Foundation yang bernaung di Kota Bandung, Jawa Barat tidak ingin membiarkan ancaman ini memburuk. Oleh karena itu, kami menghadirkan solusi lewat program Citarum Repair.

Sampah dan Sungai Citarum

unnamed (2).jpg

Pelestari Sungai Citarum Membersihkan Sampah Sungai (Faqih Mauludin / Greeneration Foundation)

Sungai Citarum telah menjadi aliran air yang menghidupi masyarakat Jawa Barat sejak dahulu kala. Sungai ini bahkan telah membentuk peradaban di sepanjang alirannya. Mulai dari Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Galuh, Kesultanan Cirebon, dan Kesultanan Banten. Sungai Citarum membentang sejauh 297 km dari hulu Gunung Wayang hingga hilir Laut Jawa.

Sungai yang sangat diandalkan masyarakatnya ini ternyata sudah mengalami problematika sejak tahun 1810. Banjir jadi masalah yang hingga saat ini belum terpecahkan. Masalah ini bahkan menyebabkan perpindahan ibukota dari daerah Deyeuh Kolot ke Bandung Tengah.

Bedanya, masalah banjir di masa kini jauh lebih kompleks. Tingginya pertumbuhan penduduk menyebabkan masalah alih fungsi lahan, pencemaran sampah dan limbah, serta pendangkalan dan penyempitan sungai. Tidak hanya banjir, masalah tersebut juga merusak ekosistem, kesehatan manusia, dan potensi ekonomi sungai.

Upaya Citarum Repair Tangani Sampah

unnamed (3).jpg

Teknologi pengangkutan Sampah di Sungai Citarum (Fairuz Mahdyah / Greeneration Foundation)

Melihat Sungai Citarum memikul beban berat permasalahan lingkungan yang disebabkan manusia, Program Citarum Repair menghadirkan solusi lewat sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Solusi ini dijalankan dengan kolaborasi bersama River Recycle, Waste4Change, dan Bening Saguling Foundation. Aksi kelola sampah Sungai Citarum telah berjalan sejak 2021.

Citarum Repair fokus pada edukasi dan kampanye pengelolaan sampah. River Recycle bertanggung jawab menyediakan trash boom dan konveyor sebagai teknologi pengumpulan sampah. Bening Saguling Foundation berperan untuk mengumpulkan sampah sungai. Lalu, Waste4Change akan mendaur ulang sampah menjadi barang bernilai.

Hingga saat ini, aksi kolaborasi ini telah sukses mengelola 325 ton sampah selama 3 tahun berjalan. Dengan melibatkan 5.500 warga lokal, Sungai Citarum mulai pulih dari pencemaran dan sampah sungai tidak berakhir di laut.

“Sejak 4 tahun ke belakang, tingkat pencemaran Sungai Citarum semakin berkurang. Dari yang sebelumnya mengalami pencemaran sedang (indeks kualitas air 33) ke pencemaran ringan (indeks kualitas air 55)”, tandas Maria Angela dari Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat.

Grand Launching Citarum Repair

unnamed (4).jpg

Peresmian Proyek Citarum Repair (Fairuz Mahdyah / Greeneration Foundation)

Untuk melanjutkan kembali aksi restorasi Sungai Citarum, program ini melaksanakan Peresmian Proyek “Citarum Repair” – “Pembersihan Sungai Citarum Dari Sampah Terapung, Guna Mencegah Polusi Plastik Ke Lautan”. Peresmian ini bertujuan untuk menyambut pencapaian keberhasilan program yang sudah berjalan 3 tahun. Selain itu, peresmian juga jadi momen untuk membuka peluang kolaborasi baru yang lebih luas.

Kegiatan ini dilaksanakan pada 25 Februari 2023 di Bening Saguling Foundation, Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat. Dalam kegiatan ini, turut hadir perwakilan dari masing-masing kolaborator. Anssi Mikola selaku founder River Recycle, Indra Darmawan founder Bening Saguling Foundation, dan Kita Pritasari dari Waste4Change. Duta besar Finlandia, H.E. Pekka Kaihilahti di Indonesia juga turut menghadiri peresmian.

Pada kesempatan ini, H.E. Pekka Kaihilahti menyampaikan, “Indonesia dan Finlandia sama-sama negara kepulauan. Sebanyak 90 persen kegiatan ekspor dan impor melalui jalur perairan. Oleh karena itu, Indonesia dan Finlandia harus menjaga perairan dari pencemaran sampah plastik”.

Kolaborasi ini telah membuktikan bahwa upaya penanganan pencemaran sampah plastik di sungai mampu mengurangi pencemaran laut. Penggunaan teknologi modern perlu diterapkan agar sistem berjalan lebih efisian dan berdampak besar. Semoga upaya yang dilakukan Citarum Repair di tahun ini bisa semakin berdampak baik untuk lingkungan.

Bagikan Artikel Ini