Peringati HPSN, EcoRanger Tunjukkan Aksi Nyata Kelola Sampah

Kabar Aksi

7 Maret 2023

Flag
Banner

Cleanup HPSN di Tegal (Faqih Mauludin / Greeneration Foundation)

HPSN jadi momen EcoRanger sebarkan semangat kelola sampah di berbagai daerah di Indonesia. Beragam aksi nyata dilakukan bersama masyarakat.

Bulan Februari identik dengan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN). Momen ini penting untuk mengingatkan kita tentang permasalahan sampah yang saat ini masih membayangi Indonesia. Untuk menyebarkan semangat kelola sampah pada masyarakat, program EcoRanger melakukan serangkaian aksi nyata di bulan peduli sampah ini. Ini aksinya!

Bersihkan Kota Tegal dan Bogor Dari Sampah

unnamed (5).jpg

Clean up HPSN di Bogor (Fairuz Mahdyah / Greeneration Foundation)

EcoRanger mengawali aksi nyata peringatan HPSN 2023 dengan melakukan cleanup di Kota Tegal dan Bogor. Clean up dilaksanakan untuk membangun kesadaran tentang pariwisata berkelanjutan lewat sistem pengelolaan sampah. Pada kegiatan ini, EcoRanger berkolaborasi dengan UNICEF.

Di Kota tegal, EcoRanger beraksi bersama 46 pemuda membersihkan Pantai Pulau Kodok. Kegiatan berlangsung pada Sabtu, 11 Februari 2023. Lewat aksi clean up ini, peserta berhasil mengumpulkan 187.11 kg sampah. Sampah tersebut berhasil dicegah berakhir dan mencemari laut.

Sementara itu, di Kota Bogor EcoRanger bersama dengan muda-mudi setempat membersihkan Alun-alun Cirimekar. Kegiatan dilaksanakan pada 12 Februari, 2023. Sebanyak 79 peserta menyisiri seluruh area alun-alun dan berhasil mengumpulkan 33.52 kg sampah.

Kampanye HPSN di Muara Gembong

unnamed (6).jpg

Lomba Memasak Minim Sampah (Geraldus Tirta / Greeneration Foundation)

Rangkaian selanjutnya dari aksi peringatan HPSN EcoRanger adalah kampanye HPSN di Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Berbeda dengan kegiatan sebelumnya, di sini EcoRanger tidak hanya mengadakan cleanup. Kampanye ini mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam acara Lomba Melukis Tong Sampah, Lomba Memasak Minim Sampah, dan edukasi persampahan lewat dongeng anak.

Lomba melukis diperuntukkan bagi siswa-siswi SD sampai SMA. Mereka melukis tong sampah dengan tema HPSN. Juara untuk kategori SD dimenangkan oleh SDN 02 Pantai Mekar (Juara 1) dan SDN 03 Pantai Mekar (Juara 2). Kategori SMP dimenangkan SMPN 1 Muaragembong (Juara 1) dan SMP Madinatul Ilmi (Juara 2). Kategori SMA dijuarai SMK Madinatul Ilmi (Juara 1) dan SMAN 1 Muaragembong (Juara 2).

Di kegiatan lomba memasak, peserta ditantang untuk memasak makanan dengan bahan utama kentang. Aspek penilaian utama adalah cita rasa dan minimnya sampah yang dihasilkan. Peserta tergabung dalam kelompok beranggotakan 3 orang untuk mewakili dusunnya. Pemenang lomba masak adalah, Dusun 4 (Juara 1), Dusun 3 (Juara 2), dan Dusun 1 (Juara 3).

Dongeng Minim Sampah dilakukan untuk memberikan edukasi tentang cara mengurangi sampah kepada anak-anak. Selain menyaksikan dongeng, anak-anak juga belajar membuat kreasi dari sampah plastik. Kegiatan ini diikuti siswa-siswi dari 7 PAUD di sekitar Desa Pantai Mekar.

Kampanye diadakan pada Sabtu, 25 Februari 2023 di Desa Pantai Mekar. kegiatan ini dikelola tim EcoRanger bersama tim Mekar Bersih, Pemerintah desa serta PKK Desa Pantai Mekar. AWS InCommunities juga mendukung aksi ini. Sebanyak 103 warga lokal hadir untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Dukung Beach Cleanup Emvitrust di Banyuwangi

unnamed (7).jpg

Cleanup Emvitrust (Rindra Rafsanjani Arifin / EcoRanger)

Di Kabupaten Banyuwangi, EcoRanger juga mendukung kegiatan yang diadakan oleh Emvitrust untuk memperingati HPSN. Emvitrust mengadakan Coastal Cleanup di area wisata Muara Mbaduk, Dusun Pancer, Kabupaten Banyuwangi. Kegiatan yang diikuti berbagai komunitas lokal ini dilaksanakan pada 25 Februari 2023. Ke 40 peserta cleanup berhasil mengumpulkan 240.463 kg sampah anorganik. Sampah yang dikumpulkan dibawa ke Sentra Kelola Sampah (SEKOLA) untuk dikelola lebih lanjut.

Serangkaian aksi yang dilakukan EcoRanger untuk memperkuat kesadaran masyarakat tentang masalah sampah bisa berjalan baik karena adanya kolaborasi multi pihak. Karena butuh banyak tangan yang bekerja, mengubah perilaku masyarakat juga tidak mudah, “Mengubah kebiasaan masyarakat yang kurang baik dalam mengelola sampah butuh waktu yang tidak sebentar. Agar dampak intervensi benar-benar nyata, butuh aksi yang berkelanjutan”, ujar Pak Dahlan selaku Lurah Desa Pantai Mekar.

Bagikan Artikel Ini