Green Info
15 Juni 2023
Aviaska Wienda Saraswati

Polusi cahaya sudah akrab dialami warga perkotaan. Banyaknya penggunaan lampu yang tidak tepat guna jadi penyebabnya. Dampaknya lingkungan dan kesehatan manusia terganggu.
Generasi Hijau, masihkah kamu dapat melihat gemerlap langit malam yang dipenuhi bintang-bintang? Jika iya, kamu beruntung sekali. Saat ini, tidak semua orang bisa menikmati indahnya bintang di langit. Terutama mereka yang tinggal di perkotaan. Keindahan langit malam kota sudah tertutupi polusi cahaya buatan.

Lampu dengan Desain Buruk Sebabkan Polusi Cahaya (Trubus)
Polusi cahaya adalah keadaan yang disebabkan oleh penggunaan cahaya buatan yang berlebihan dan tidak tepat guna. Polusi cahaya menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia, terhalangnya pemandangan objek antariksa, serta terganggunya kehidupan alam liar flora dan fauna.
Berdasarkan komponennya, polusi cahaya dikelompokkan ke dalam 4 jenis yaitu:
Sky glow adalan pendar cahaya buatan pada langit malam. Kondisi ini muncul ketika cahaya-cahaya lampu yang mengarah langsung ke langit digunakan secara berlebihan. Selain itu pantulan cahaya juga dapat menimbulkan sky glow. Jika Dilihat secara kasat mata, sky glow memiliki rupa seperti kabut cahaya. Sky glow sering terjadi di wilayah perkotaan.
Clutter adalah polusi cahaya yang timbul karena sumber cahaya buatan yang berkelompok dan berlebihan. Contohnya, Rangkaian lampu taman yang berisi lebih dari 1 bola lampu.
Glare adalah polusi cahaya yang bentuknya adalah efek silau. Glare terjadi karena penyimpangan cahaya dimana cahaya bidang visual lebih besar dari cahaya yang mampu diterima mata.
Light tresspass adalah cahaya yang jatuh tidak pada tempat yang dibutuhkan. Contohnya adalah lampu jalan tanpa tutupan yang memancarkan cahaya ke segala arah. Padahal, cahaya hanya dibutuhkan untuk menerangi jalan di bawah lampu saja.

Peta Sebaran Kualitas Langit Indonesia (www.lightpollutionmap.info)
Di Indonesia polusi cahaya juga terjadi, terutama di kawasan urban. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) membandingkan beberapa kualitas langit di beberapa stasiun pengamatan LAPAN. Stasiun LAPAN terletak di Agam, Pontianak , Sumedang, Garut, Pasuruan, Kupang, and Biak.
Hasil penelitian mengungkap kualitas langit yang terbilang buruk adalah Kota Bandung (17.1 mag/arc sec2), Pontianak (17,7 mag/arc sec2), dan Pasuruan (18 mag/arc sec2). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pengukuran SQM (Sky Quality Meter). Kota-kota tersebut adalah kawasan urban yang cukup luas, sehingga banyak menggunakan cahaya buatan yang memperburuk polusi cahaya.

Perbandingan Langit Bebas dan dengan Polusi Cahaya (Jeremy Stanley / Wikipedia)
Polusi cahaya punya dampak buruk baik bagi manusia dan lingkungan. Pada manusia dampaknya berupa gangguan hormon, regenerasi sel tubuh dan otak, serta jam tubuh manusia. Selain itu, polusi cahaya juga mengganggu aktivitas pengamatan benda langit. Manusia juga kehilangan kesempatan untuk menikmati pemandangan langit dan galaksi bima sakti secara kasat mata.
Bagi lingkungan, dampaknya banyak dirasakan oleh binatang dan tumbuhan. Polusi cahaya dapat mengganggu siklus alami mereka. Contohnya saja, beberapa jenis burung yang melakukan migrasi akan mudah tersesat. Mereka kesulitan mengamati benda langit seperti rasi bintang yang jadi penunjuk jalan.
Berbahayanya lagi, polusi dapat mengurangi populasi serangga malam secara signifikan. Serangga malam tertarik dengan cahaya lampu. Mereka dapat mengalami kelelahan, kebutaan, hingga kematian akibat paparan cahaya dalam waktu panjang.
Bagi tumbuhan, mereka sangat bergantung pada siklus terang-gelap. Siklus tersebut untuk mengatur aktivitas seperti fotosintesis, produksi makanan, pertumbuhan, dan perkembangbiakan.
Satu lagi dampak lingkungan yang tidak boleh terlupakan, polusi cahaya mengindikasikan pemborosan energi listrik. Mengingat listrik di negara kita banyak dihasilkan oleh sumber energi tidak terbarukan, polusi cahaya juga berkorelasi dengan memburuknya perubahan iklim.

Desain Lampu dengan Tudung (coventrytelegraph.net)
Dibanding polusi lainnya, polusi cahaya sedikit lebih mudah untuk diatasi. Kuncinya adalah bijak menggunakan lampu. Untuk mengurangi polusi cahaya lakukan beberapa hal berikut:
Mengurangi penggunaan lampu jadi hal yang sangat penting dan berdampak. Pada saat malam hari, tidak semua ruangan di rumah kita butuh lampu yang selalu menyala setiap saat. Jadi matikan lampu jika kamu tidak berada di ruangan tersebut.
Saat tidur, sebaiknya kamu juga mematikan lampu agar lebih hemat energi. Meskipun beberapa orang ada yang tidak bisa tidur dalam gelap, cobalah mulai kebiasaan ini karena dari sisi kesehatan juga lebih baik.
Menggunakan lampu yang dapat mengurangi polusi cahaya adalah salah satu solusi. Untuk mengurangi cahaya, kamu bisa menggunakan lampu LED. Selain itu, desain lampu juga sangat menentukan, terutama untuk lampu di luar ruangan. Penting sekali menggunakan tudung pada lampu agar cahaya tidak menyebar ke arah langit.
Untuk solusi yang lebih mutakhir, gunakan lampu dengan sensor otomatis. Sensor tersebut dapat membantu penghematan energi karena lampu hanya menyala jika ada orang didekatnya.
Saat ini, lampu semakin sering digunakan untuk kebutuhan dekorasi. Bahkan, festival-festival cahaya yang menyajikan keindahan ragam bentuk lampu semakin digandrungi. Membatasi penggunaan lampu untuk dekorasi sangat penting. Jika memang harus digunakan, sebaiknya pakai lampu dengan warna-warna hangat. Batasi juga jumlah dan durasi pemakaiannya.
Mengurangi polusi cahaya jadi salah satu cara menghambat perubahan iklim. Cara lain agar kamu bisa terlibat mengurangi perubahan iklim adalah dengan berdonasi lewat Green Fund Digital Philanthropy. Dengan berdonasi, kamu telah membantu menjaga keberlanjutan aksi restorasi lingkungan di Indonesia. Bergerak sekarang!
