Green Info
25 Juli 2023
Aviaska Wienda Saraswati

Bank Sampah jadi solusi andalan Indonesia untuk mengatasi masalah sampah sekaligus menerapkan konsep ekonomi sirkular. Masyarakat untung, alam lestari.
Generasi Hijau, Indonesia punya skema fasilitas pengelolaan sampah yang unik sebagai salah satu solusi untuk menerapkan 3R. Skema itu adalah bank sampah. apakah kamu sudah menjadi pelanggan bank sampah? Adakah fasilitas itu di sekitarmu? Cari tahu manfaatnya pada artikel berikut!

Pemilahan Sampah di Bank Sampah (KOMPAS/ SAMUEL OKTORA)
Bank sampah adalah fasilitas pengelolaan sampah yang menerapkan prinsip 3R dalam pengelolaannya. Berjalannya bank sampah telah diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 14 tahun 2021 tentang Pengelolaan Sampah pada Bank Sampah. Adanya peraturan ini harapannya semakin mengaktifkan bank sampah untuk menyelesaikan masalah sampah dari hulu ke hilir sebagai penerapan ekonomi sirkular.
Di Indonesia, bank sampah Gemah Ripah yang pertama kali didirikan. Fasilitas pengelolaan sampah ini terletak di Desa Badegan, Bantul, Yogyakarta dan didirikan pada tahun 2008. Hingga saat ini, Siti Nurbaya Bakar, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup menyatakan ada 25.540 bank sampah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Beberapa peran utama fasilitas ini yaitu mengedukasi cara pengelolaan sampah yang baik, menjalankan roda ekonomi sirkular, dan mengelola sampah secara bertanggung jawab. Jadi, perannya tidak hanya mencakup mengolah sampah yang sudah ada tapi juga mencegah potensi timbulan sampah.

Hasil Daur Ulang Sampah Plastik (jatengprov.go.id)
Dari segi operasional pengelolaan sampah, berikut tugas yang dilakukan pengurus bank sampah setiap harinya:
Langkah pertama yang dilakukan bank sampah adalah mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab. Edukasi ini dilakukan agar masyarakat yang akan menjadi pelanggan bisa memilah sampahnya dari rumah. Edukasi disampaikan melalui kegiatan sosialisasi. Pada kegiatan ini masyarakat juga diberitahu keuntungan finansial yang didapat dari menjual sampahnya.
Sebagai pelanggan, masyarakat wajib memilah sampahnya dari rumah untuk mempercepat proses pemilahan di bank sampah. Oleh karena itu, pelanggan harus memisahkan sampah anorganik dari sampah organik dan residu. Saat memberikan sampah, sampah tersebut akan ditimbang terlebih dahulu untuk menentukan harga jual nya.
Setelah ditimbang, petugas akan mencatat data sampah yang diberikan oleh pelanggan agar bisa dihitung capaian pengelolaan sampahnya. Setelah didata, petugas akan memberikan upah berdasarkan jumlah timbangan dan jenis sampah yang diberikan pelanggan.
Setelah sampah dari pelanggan dikumpulkan, sampah tersebut akan dipilah lagi berdasarkan jenisnya dan proses daur ulangnya. Pemilahan sampah dapat dilakukan secara manual maupun otomatis dengan mesin. Kebanyakan bank sampah masih menggunakan cara manual karena penggunaan mesin membutuhkan biaya yang besar.
Sampah terpilah kemudian akan didaur ulang. Sampah organik bisa didaur ulang menjadi kompos, biogas dan maggot. Sampah anorganik bisa didaur ulang jadi kerajinan, campuran batu bata, dan ecobrick. Daur ulang sampah jadi proses yang sangat penting agar sampah yang berakhir ke TPA berkurang.
Untuk menjalankan roda ekonomi sirkular, hasil daur ulang sampah akan dijual lagi kepada masyarakat maupun produsen. Pendapatan yang didapatkan akan mendukung biaya operasional agar tetap berjalan dan tidak merugi.

Pelestari Sungai Citarum Memilah Sampah Sungai (Faqih Mauludin / Greeneration Foundation)
Adanya bank sampah tentunya sangat bermanfaat untuk menjaga kelestarian lingkungan. Solusi ini dapat mengurangi pencemaran yang diakibatkan oleh sampah karena sampah tidak hanya dikumpulkan tapi juga didaur ulang menjadi produk yang bermanfaat. Berkurangnya pencemaran sampah akan selaras dengan melambatnya laju pemanasan global. Masyarakat juga dibiasakan untuk menerapkan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.
Sama halnya dengan bank sampah, Greeneration Foundation juga berjuang memperlambat laju pemanasan global dari sektor persampahan. Green Fund Digital Philanthropy jadi solusi untuk menjembatani upaya pengelolaan sampah Sungai Citarum dengan keinginan masyarakat untuk berkontribusi lewat dukungan finansial.
